Draught survey

Draught survey

Draught survey merupakan metode untuk menentukan berat muatan suatu kapal dengan cara mengukur perbedaan antara berat air yang dipindahkan oleh kapal ketika dalam keadaan beban dan ketika tanpa beban. Berikut adalah langkah-langkah lengkap untuk menghitung draught survey:

  1. Persiapan: Pastikan kapal berada dalam keadaan stabil, dan semua peralatan yang diperlukan tersedia, termasuk pita pengukur, penggaris, paku tolak, dan alat ukur lainnya.

  2. Pengukuran Awal (Initial Draft): Ukur kedalaman kapal di beberapa titik di sekitar lambung kapal dan catat hasilnya. Ini dilakukan ketika kapal dalam keadaan beban nol, yaitu sebelum atau setelah muatan dimuat.

  3. Pemuatan Muatan: Muat muatan ke kapal sesuai dengan rencana pemuatan.

  4. Pengukuran Draught Muatan (Loaded Draft): Setelah muatan dimuat, ukur kedalaman kapal di titik yang sama seperti langkah kedua. Catat hasilnya.

  5. Perhitungan Draught Survey: Hitung perbedaan antara kedalaman awal dan kedalaman setelah muatan dimuat. Ini akan memberikan draught muatan, yaitu berapa banyak kapal tenggelam karena muatan. Perbedaan ini kemudian dikonversi menjadi berat muatan dengan menggunakan tabel yang disediakan oleh otoritas maritim atau perhitungan yang sesuai.

  6. Verifikasi dan Pelaporan: Pastikan perhitungan draught survey telah dilakukan dengan benar dan hasilnya diverifikasi. Hasilnya kemudian dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan, seperti agen kapal, kantor bea cukai, atau pemilik kapal.

  7. Kalibrasi: Lakukan kalibrasi secara berkala untuk memastikan alat ukur yang digunakan tetap akurat.

Untuk muatan cair atau liquid, proses draught survey memiliki beberapa perbedaan dalam metode pengukuran dan perhitungan. Berikut adalah langkah-langkah lengkap untuk melakukan draught survey pada muatan cair:

  1. Persiapan: Persiapkan kapal dan alat-alat yang diperlukan, seperti pita pengukur, penggaris, alat pengukur suhu, dan alat pengukur berat.

  2. Pengukuran Awal (Initial Draft): Ukur kedalaman kapal di beberapa titik di sekitar lambung kapal ketika kapal dalam keadaan beban nol. Catat hasilnya.

  3. Pemuatan Muatan Cair: Muat muatan cair ke dalam kapal sesuai dengan rencana pemuatan.

  4. Pengukuran Draught Muatan (Loaded Draft): Setelah muatan cair dimuat, ukur kedalaman kapal di titik yang sama seperti langkah kedua. Catat hasilnya.

  5. Perhitungan Draught Survey: Hitung perbedaan antara kedalaman awal dan kedalaman setelah muatan cair dimuat. Ini akan memberikan draught muatan cair, yaitu berapa banyak kapal tenggelam karena muatan cair. Perbedaan ini kemudian dikonversi menjadi volume muatan cair menggunakan rumus yang sesuai, yang biasanya melibatkan faktor koreksi untuk suhu, densitas, dan faktor lainnya.

  6. Verifikasi dan Pelaporan: Verifikasi hasil perhitungan dan lakukan pelaporan kepada pihak yang berkepentingan, seperti agen kapal atau kantor bea cukai.

Untuk draught survey kargo biasa dan kargo cair, beberapa alat yang umumnya digunakan adalah:

Draught Survey Kargo Biasa:

  1. Tape Pengukur (Tape Measure): Digunakan untuk mengukur kedalaman kapal di titik-titik tertentu sepanjang lambung kapal.
  2. Penggaris (Ruler): Untuk mengukur jarak dari garis air ke titik referensi pada lambung kapal.
  3. Paku Tolak (Belaying Pins): Digunakan sebagai titik referensi untuk mengukur draught kapal.
  4. Alat Pengukur Berat (Weight Measuring Equipment): Misalnya, timbangan atau alat pengukur berat lainnya untuk mengukur berat muatan atau bobot lain yang diperlukan.

Draught Survey Kargo Cair:

  1. Thermometer: Digunakan untuk mengukur suhu muatan cair. Pengukuran suhu penting karena densitas muatan cair dapat bervariasi dengan suhu.
  2. Hydrometer: Untuk mengukur densitas muatan cair. Ini membantu dalam menghitung volume muatan cair secara akurat karena densitas dapat mempengaruhi berat muatan cair.
  3. Pita Pengukur: Tetap digunakan untuk mengukur kedalaman kapal, tetapi perlu memperhitungkan faktor koreksi suhu dan densitas saat menghitung volume muatan cair.

Pada dasarnya, peralatan yang digunakan untuk draught survey kargo cair akan mencakup alat-alat untuk mengukur suhu dan densitas tambahan, sementara draught survey untuk kargo biasa lebih fokus pada pengukuran draught dan berat.

Ada berbagai jenis kargo yang dapat diangkut oleh kapal, dan ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori besar. Berikut adalah beberapa tipe kargo kapal yang umum:

  1. Kargo Kering (Dry Cargo):

    • Kargo Umum: Barang-barang konsumsi sehari-hari seperti pakaian, elektronik, perabotan, dll.
    • Biji-bijian: Beras, gandum, biji-bijian lainnya.
    • Bahan Bangunan: Kayu, semen, batu bata, dll.
    • Logistik: Kontainer, palet, dan barang-barang lain yang dikemas untuk pengiriman.
  2. Kargo Cair (Liquid Cargo):

    • Minyak Bumi: Minyak mentah, bahan bakar, minyak pelumas.
    • Produk Kimia: Bahan kimia industri seperti asam, pelarut, dan bahan kimia lainnya.
    • Gas: LNG (Liquid Natural Gas), LPG (Liquid Petroleum Gas), dan gas lainnya yang dikondensasi untuk transportasi.
  3. Kargo Curah (Bulk Cargo):

    • Kargo Curah Kering: Batu bara, bijih besi, bijih mangan, bijih tembaga, pasir, dan bahan mentah lainnya.
    • Kargo Curah Cair: Gula, biji kakao, minyak kelapa sawit, dan produk-produk pertanian lainnya yang dicairkan untuk pengangkutan.
  4. Kargo Khusus:

    • Kargo Reefer: Produk-produk yang memerlukan pengaturan suhu seperti daging, ikan, buah-buahan, dan sayuran segar.
    • Kargo Berbahaya (Hazardous Cargo): Bahan kimia berbahaya, zat-zat radioaktif, limbah medis, dll.

Setiap jenis kargo memerlukan perhatian khusus terkait penanganan, penyimpanan, dan keamanan selama transportasi laut. Beberapa kapal mungkin dirancang khusus untuk mengangkut jenis kargo tertentu, seperti kapal tanker untuk minyak atau LNG tanker untuk gas alam cair.

Rumus dasar untuk draught survey pada semua jenis kargo adalah:

Untuk kargo cair, terdapat tambahan perhitungan untuk mengkoreksi perubahan volume berdasarkan suhu dan densitas muatan cair. Dalam hal ini, perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti:

  • Perubahan Suhu: Penyusutan atau perluasan muatan cair karena perubahan suhu.
  • Perubahan Densitas: Densitas muatan cair juga dapat berubah dengan suhu, yang mempengaruhi volume dan berat muatan.

Rumus umum untuk menghitung volume muatan cair adalah:

Namun, untuk kargo cair, perlu disesuaikan dengan perubahan suhu dan densitas, sehingga rumus menjadi lebih kompleks. Dalam praktiknya, penggunaan tabel koreksi atau perangkat lunak khusus mungkin diperlukan untuk memperhitungkan perubahan ini secara akurat.

Selain itu, untuk kargo curah kering, ada juga perhitungan tambahan yang perlu dipertimbangkan tergantung pada karakteristik spesifik muatan, seperti pengaruh pengisian ruang bebas di antara butiran-butiran kargo, densitas muatan, dan lain-lain.

Penting untuk memahami persyaratan dan aturan yang berlaku serta menggunakan peralatan yang sesuai dan terkalibrasi dengan baik dalam melakukan draught survey untuk memastikan hasil yang akurat dan keamanan operasi kapal.