Pelabuhan Cirebon
Pelabuhan Cirebon dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda tahun 1865. Karena pedagangan melalui Pelabuhan Cirebon yang semakin meningkat, pada tahun 1890, Pelabuhan Cirebon membangun kolam parit, kolam pabean, kolam I dan satu unit gudang. Seiring perkembangan, saat ini Pelabuhan Cirebon mempunyai luas 51 Ha Daerah Lingkungan Kerja dan 25 Ha Daerah Lingkungan Kepentingan, serta perairan Pelabuhan seluas 8.410,91 Ha.
Pelabuhan Cirebon terletak di Kota Cirebon, pantai utara Jawa Barat, kurang lebih 250 kilometer dari arah timur Jakarta. Secara Geografis, Pelabuhan Cirebon memiliki wilayah strategis sebagai pintu gerbang kegiatan perdagangan antar pulau di Provinsi Jawa Barat. Hinterland yang luas saat ini meliputi area CIAYUMAJAKUNING (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) dan Bandung Untuk mendukung kegiatan jasa pelayanan kepelabuhanan, Pelabuhan Cirebon dilengkapi dengan fasilitas lapangan penumpukan, gudang penumpukan, terminal multi-purpose (curah kering dan general cargo), tangki penampungan curah cair, dan fasilitas pendukung lainnya seperti docking, layanan shorebase, penyediaan air bersih dan listrik.
Menitikberatkan pada industri kepelabuhanan, Pelabuhan Cirebon siap menyediakan, melayani dan memenuhi kebutuhan industri perdagangan akan jasa kepelabuhanan seperti : Jasa Pelayanan Kapal (Labuh, Pandu, Tambat, Tunda), Jasa Pelayanan Barang (Bongkar/Muat & Penumpukan), Jasa Rupa-rupa usaha (Pelayanan air tawar, penyediaan listrik, penyediaan lahan dan docking).
HINTERLAND
Daerah hinterland pelabuhan Cirebon meliputi Kab/Kota Cirebon dan Kota/Kab Kuningan, Majalengka di sebelah selatan, di sebelah barat Kota/Kab. Bandung dan Indramayu, serta di sebelah timur adalah Provinsi Jawa Tengah :
Cirebon :
Wilayah Kota Cirebon, didominasi oleh Sektor usaha utama perdagangan makro dan mikro (Reparasi Mobil dan Sepeda Motor) kemudian diikuti oleh sektor transportasi dan pergudangan dan konstruksi. Sementara Wilayah Kabupaten didominasi oleh Industri Pengolahan, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor serta dari Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.
Majalengka :
Wilayan Kabupaten Majalengka merupakan hinterland dari sektor usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, kemudian sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dan Sektor Industri Pengolahan
Bandung :
Wilayah Kabupaten Bandung merupakan hinterland dari sektor usaha Industri Pengolahan, diikuti oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor kemudian dari Sektor Industri Pertanian.
Dengan potensi Sumber Daya Batubara di Pulau Jawa yang mencapai 93,41 Juta Ton, saat ini Pelabuhan Cirebon masih dapat meningkatkan pangsa pasar Batubara yang pada tahun 2015 mencapai 3.142.338 Ton dan diproyeksikan dapat bertumbuh pada tiap tahunnnya sebesar 10%, dan bahkan diproyeksikan dapat bertumbuh sampai pada pencapaian 4 juta Ton, dikarenakan potensi market terhadap Batubara yang masih tinggi, sehingga perlu upaya dalam mengoptimalkan market Batubara. Provinsi Jawa Barat memiliki wilayah Hinterland yang beranekaragam Tanaman Pangan, Tanaman Holtikultura, Perikanan dan Peternakan.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap komoditas yang ditangani pada periode 2015 – 2019, komoditas terbesar yang ditangani oleh pelabuhan Cirebon yaitu Batu Bara yang berasal dari Sungai Danau, Kalimantan dan Palembang, Sumatera Selatan. Berikut disampaikan sebaran komoditas pelabuhan Cirebon.
SEJARAH
Pelabuhan Cirebon dibangun tahun 1865, pada masa pemerintahan kolonial Belanda dan pada tahun 1890 diperluas dengan pembangunan kolam pelabuhan dan pergudangan.Tahun 1927, Pelabuhan Cirebon masih berada di dalam struktur organisasi Pelabuhan Semarang, kemudian sejak tahun 1957 berada di bawah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Seiring dengan perkembangan, sejak tahun 1983 Pelabuhan Cirebon menjadi salah satu Cabang Pelabuhan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang berkantor Pusat di Jakarta.
LETAK GEOGRAFIS
Pelabuhan Cirebon terletak di Kota Cirebon, lintas utama pantai Utara Jawa Barat, kurang lebih 250 km dari Jakarta atau 130 km dari Bandung. Posisi Geografis terletak pada Koordinat 6°42′54″LS,108°34′9″BT. Pelabuhan Cirebon dapat dicapai dengan mudah melalui jalan darat, baik dari arah Jakarta, Provinsi Jawa Tengah maupun dari kota Bandung. Kemudahan ini mendukung kelancaran distribusi barang dari dan ke Pelabuhan Cirebon. Pelabuhan Cirebon didukung oleh kedalaman kolam -7 m LWS. Sedangkan kapal yang memiliki draft diatas 7 meter dapat dilayani di daerah lego jangkar kurang lebih 5 – 10 km lepas pantai.
Fasilitas
- Kapal Pandu xxx
- Kapal Tunda
- Kapal Kepil
- Kapal Survey
- Kapal Gandeng
- Tongkang Air
- Kapal Sampah
- Kontainer Crane
- Transiter
- Forklift
- Top Loader
- Side Loader
- Truck Chasis
- Lapangan Peti Kemas
- Transiter Lapangan
- Super Trucker
- Head Truck Lapangan
- Panjang Pelabuhan
- Lebar Pelabuhan
- Kedalaman
- Kolam
- Dermaga
- Unit Gudang
- Lapangan Penumpukan
- Radio
- Cuaca
Fasilitas terdekat | Jarak |
---|---|
Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon | 500 M |
Resor Cirebon Kota | 200 M |
Hotel Priangan | 2,8 KM |
Bandar Udara Internasional Kertajati | 70,1 KM |
# | Nama | Jumlah |
---|---|---|
1 | Kapal Tunda | 1 Unit |
2 | Kapal Pandu | 1 Unit |
3 | Kapal Kepil | 0 Unit |
4 | Kapal Survey | 0 Unit |
5 | Kapal Gandeng | 0 Unit |
6 | Tongkang Air | 0 Unit |
7 | Kapal Pembersih Sampah | 0 Unit |
Nama radio | Call Sign | Band Radio | Frekuensi |
---|---|---|---|
CIREBON RADIO | PKZ 2 | VHF | 156.525 |
CIREBON PILOT STATION | PILOT | VHF | 156.6, 156.7, 156.8 |
CIREBON PILOT STATION | PILOT | VHF2W | 156.6, 156.65 |
Panjang Pelabuhan | Lebar Pelabuhan | Kedalaman Pelabuhan |
---|---|---|
[ ] Meter | [ ] Meter | [ -3 ] Meter |
# | Tipe | Nama | Panjang | Kedalaman | Kapasistas |
---|---|---|---|---|---|
1 | Kapal Niaga | Dermaga Muarajati I | 275 M | -6 M'LWS' | |
2 | Kapal Niaga | Dermaga Muarajati II | 248 M | -6 M'LWS' | |
3 | Kapal Niaga | Dermaga Muarajati III | 80 M | -6 M'LWS' | |
4 | Kapal Niaga | Linggarjati I | 131 M | -5,50 M'LWS' | |
5 | Kapal Niaga | Linggarjati II | 40 M | -5,50 M'LWS' | |
6 | Kapal Niaga | Pelita I | 30 M | -5,50 M'LWS' | |
7 | Kapal Niaga | Pelita II | 38 M | -5,50 M'LWS' | |
8 | Kapal Niaga | Pelita III | 30 M | -5,50 M'LWS' | |
9 | Kapal Niaga | Surya Sumantri I | 11 M | -3,5 M'LWS' | |
10 | Kapal Niaga | Surya Sumantri II | 11 M | -3,5 M'LWS' | |
11 | Kapal Niaga | Surya Sumantri III | 24 M | -3,5 M'LWS' | |
12 | Kapal Niaga | Surya Sumantri IV | 11 M | -3,5 M'LWS' | |
13 | Kapal Niaga | Surya Sumantri V | 11 M | -3,5 M'LWS' | |
14 | Kapal Niaga | Samadikun | 67 M | -4 M'LWS' | |
15 | Kapal Niaga | Perniagaan I | 11 M | -3 M'LWS' | |
16 | Kapal Niaga | Perniagaan II | 11 M | -3 M'LWS' | |
17 | Kapal Niaga | Perniagaan III | 11 M | -3 M'LWS' | |
18 | Kapal Niaga | Perniagaan IV | 11 M | -3 M'LWS' |
Panjang | Lebar | Kedalaman |
---|---|---|
[ -3 ] |
Unit Gudang | [ 5 ] | Luas Total | [ 8.663M2 ] |
---|
Luas Konvensional | [ 27.908 ] | Luas Petikemas | [ 5.400 ] |
---|
Panjang | [ 1.406 ] |
---|
Add Revies & Rate iteam
Bergabung bersama kami
Dapatkan layanan lebih dalam kemudahan memasarkan usaha dan produk anda